Mengenai Saya

Foto saya
Aku ingin seperti Padi, semakin ia berisi, semakin ia merunduk...

Minggu, 25 Desember 2011

Islam dan Pendidikan Anak

Sabda  Rasul  SAW: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang  tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi. (HR. Bukhari).
Anak  adalah  karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Ia menjadi  tempat  curahan  kasih sayang orang tua. Namun sejalan dengan bertambahnya usia sang anak, muncul "agenda persoalan" baru yang tiada kunjung  habisnya. Ketika beranjak dewasa anak dapat menampakkan wajah manis  dan  santun,  penuh  berbakti  kepada orang tua, berprestasi di sekolah,  bergaul dengan baik dengan lingkungan masyarakatnya, tapi di lain   pihak   dapat   pula   sebaliknya.  Perilakunya  semakin  tidak terkendali,  bentuk  kenakalan berubah menjadi kejahatan, dan orangtua
pun selalu cemas memikirkanya.
Dr.   Abdullah   Nashih   ‘ulwan,  dalam  bukunya  „Tarbiyatul  Aulad" menegaskan, hanya ada satu cara agar anak menjadi permata hati dambaan setiap   orangtua,   yaitu  melalui  pendidikan  yang  bersumber  dari nilai-nilai Islam. Islam  telah  memberikan  dasar-dasar  konsep pendidikan dan pembinaan anak,  bahkan sejak masih dalam kandungan. Jika anak sejak dini telah mendapatkan pendidikan Islam, Insya allah ia akan tumbuh menjadi insan yang mencintai Allah dan Rasul-nya serta berbakti kepada orengtuanya.
Upaya  dalam  mendidik  anak  dalam  naungan  Islam  sering  mengalami kendala.  Perlu  disadari  disini,  betapa  pun  beratnya kendala ini, hendaknya  orangtua  bersabar  dan menjadikan kendala-kendala tersebut sebagai tantangan dan ujian. Dalam  mendidik  anak  setidaknya  ada  dua macam tantangan, yang satu bersifat  internal  dan  yang  satu  lagi  bersifat  eksternal.  Kedua tantangan ini sangat mempengaruhi perkembangan anak.
Sumber  tantangan  internal  yang  utama  adalah orangtua itu sendiri. Ketidakcakapan  orangtua  dalam  mendidik anak atau ketidak harmonisan rumah   tangga.  Sunatullah  telah  menggariskan,  bahwa  pengembangan kepribadian anak haruslah berimbang antara fikriyah (pikiran), ruhiyah (ruh), dan jasadiyahnya (jasad).
Tantangan  eksternal  pun  juga sangat berpengaruh dan lebih luas lagi cakupannya.   Tantangan   pertama  bersumber  dari  lingkungan  rumah. Informasi yang yang didapat melalui interaksi dengan teman bermain dan kawan  sebayanya  sedikit  banyak  akan terekam. Lingkungan yang tidak islami  dapat  melunturkan nilai-nilai islami yang telah ditanamkan di rumah.
Yang berikutnya adalah lingkungan sekolah. Bagaimanapun juga guru-guru sekolah  tidak  mampu  mengawasi  anak didiknya setiap saat. Interaksi anak  dengan  teman-teman sekolahnya apabila tidak dipantau dari rumah bisa  berdampak  negatif. Sehingga memilihkan sekolah yang tepat untuk anak  sangatlah  penting  demi  terjaganya akhlak sang anak. Anak-anak Muslim  yang  disekolahkan  di  tempat  yang  tidak  islami akan mudah tercemar  oleh  pola  fikir dan akhlak yang tidak islami sesuai dengan pola  pendidikannya,  apalagi  mereka  yang  disekolahkan  di  sekolah nasrani  sedikit  demi sedikit akhlak dan aqidah anak-anak Muslim akan terkikis  dan  goyah. Sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang tidak menganal islam secara utuh.
Disamping  itu  peranan media massa sangat pula berpengaruh. Informasi yang  disebarluaskan media massa baik cetak maupun elektronik memiliki daya  tarik  yang  sangat  kuat.  Jika orang tua tidak mengarahkan dan mengawasi dengan baik, maka si anak akan menyerap semua informasi yang
ia dapat, tidak hanya yang baik bahkan yang merusak akhlak. Meskipun  banyak  faktor  yang dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak,  orang  tua tetap memegang peranan yang amat dominan, sebagaiman sabda Rasul SAW:
كل مولود يولد على الفطرة حتى يكون أبواه يهودانه ، أو ينصرانه ، أو يمجسانه  (رواه البخارى)
Artinya : Setiap  anak  dilahirkan  dalm keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi." (Hr.Bukhari).
Dalam  mendidik  anak  orang  tua  hendaknya  berperan  sesuai  dengan fungsinya.  Masing-masing  saling  mendukung  dan membantu. Bila salah satu  fungsi  rusak,  anak  akan kehilangan identitas. Pembagian tugas dalam  Islam  sudah  jelas, peran ayah tidak diabaikan, tapi peran ibu
menjadi hal sangat penting dan menentukan.
Ada  beberapa  hal  yang  perlu diperhatikan oleh para orangtua Muslim dalam mendidik anak:
  1. Orang  tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.
  2. Memahami  kiat  mendidik  anak  secara praktis. Dengan demikian setiap gejala  dalam  tahap-tahap  pertumbuhan  anak  dapat ditanggapi dengan cepat.
  3. Sebelum  mentransfer  ilai,  kedua  orang tua harus melaksanakan lebih dulu  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Karena  di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat.
  4. Bersegera  mengajarkan  dan  memotivasi anak untuk menghafal Al-Quran. Kegunaannya  di  samping  sejak  dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak,   juga untuk  mendasari  jiwa  dan  akalnya  sebelum  mengenal pengetahuan yang lain.
  5. Menjaga  lingkungan  si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan pada anak.
Memang  usaha  mendidik  anak  tidaklah semudah membalik tangan. Perlu kesabaran  dan  kreativitas yang tinggi dari pihak orang tua. Simaklah perkataan Sayyid Qutb, yang mempunyai ayah sebagai panutannya: "Semasa  kecilku,  ayah menanamkan ketaqwaan kepada Allah dan rasa takut akan  hari  akhirat.  Engkau  tak  pernah  memarahiku, namun kehidupan sehari-harimu  telah  menjadi  teladanku, bagaimana prilaku orang yang ingat akan hari akhir".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar